Kenangan Mata'ie, Januari 2005

Foto ini diambil bulan Januari 2005 yang lalu saat saya ditugaskan ke Banda Aceh setelah tsunami menghantam bumi Serambi Mekkah tersebut dengan dahsyatnya. Ini adalah foto saya bersama anak-anak pengungsi di lokasi pengungsian Mata 'ie. Rasanya saya masih bisa mengingat binar-binar mata mereka saat saya dan kameraman saya -Mas Beni Apriadi dari Palembang- menghampiri mereka yang sedang bermain ayun-ayunan di pohon besar itu.

"Abang dari Jakarta ya?", tanya anak lelaki yang duduk di tengah.
Saya mengangguk pelan.
"Di Jakarta engga ada tsunami, ya Bang?", tanyanya lagi.
Saya cuma menggeleng.
"Di Jakarta rumah-rumah engga hancur, ya Bang?", lanjutnya tanpa memberi saya kesempatan untuk menjawab.
"Ssst. Ini ada permen. Sana, bagilah sama teman-temanmu." Saya menyodorkan kepadanya segenggam permen. Ia menyambutnya penuh antusias. Segera ia panggil teman-temannya yang lain untuk ikut menikmati 'barang langka' setelah tsunami itu. Tidak semuanya kebagian, memang. Alhasil, baju sayapun jadi sasaran tarikan tangan-tangan kecil yang tidak kebagian permen.

"Abang...bagilah kami. Kami juga mau permen seperti si Jufri itu, Bang", pinta gadis kecil yang duduk paling kiri. Sebut saja namanya Sarita.
Namun permen saya sudah habis. "Sudah habis, dik"

Sarita terlihat kecewa mendengar jawaban saya itu. Tapi saya tidak kehabisan akal. Saya mengeluarkan kamera digital saya dan menawarinya untuk berfoto. Sarita setuju. Teman-temannya pun diajak serta. Dan jadilah foto itu kenangan termanis saya di Mata 'ie.

Kini setelah sembilan bulan berlalu, saya tidak tahu lagi kabar mereka. Saya dengar, banyak anak pengungsi Mata 'ie yang dipindahkan ke barak-barak pengungsian yang tersebar di beberapa wilayah Aceh. Sisanya ada yang ditampung kerabat mereka yang selamat dari bencana, ada juga yang tidak jelas nasibnya. Saya hanya berdoa semoga anak-anak tak berdosa itu selalu dilindungi oleh-Nya.