Kopi Pagi

Pagi ini aku tidak bangun dari tempat tidurku yang kurang empuk itu di rumah. Nyatanya, aku tersadar dari mimpiku di sebuah kamar sempit yang spring bed-nya agak kumal dan aromanya...hmmm...gak usah ditanya deh. Aku mestinya bertanya, "Kenapa sih mau bela-belain nginap segala di kantor?" Tapi nggak jadi, soalnya pertanyaan itu sudah keburu dilontarkan oleh anggota keluargaku di rumah. Jauh, sebelum aku putuskan untuk meniti langkahku di barisan pemburu informasi (that's what I always call my occupation now)

Pagi ini tidak ada nasi goreng buatan Emak. Juga tidak ada adegan berebut kamar mandi dengan kakakku yang selalu diakhiri dengan teriakan "K***e(my nickname)!!!! buruan. Ntar gue telat lagi, nich". Ya. Dengan santai aku bisa solat Subuh kesiangan (meskipun ada guilty feeling juga seeh). Mandi pun bisa kapan saja. Pakai air hangat, lagi...Lagi-lagi, sempat terpikir "Kok mau-maunya sih nginap segala di kantor. Kayak terlalu sibuk banget gitu...emang kerjaan lo kayak gimana sih?" Tapi langsung kutepis pertanyaan itu dari benakku. It's my choice! terserah lo mau bilang apa.

Memang sih, pagi ini aku ingin telepon ke rumah, bilang sama Emak bahwa aku kangen nasi gorengnya. Aku kangen bercanda dengan Nunu, adik kecilku. Kangen sama ikan Lo Han tua buta yang kalau makan harus disuapi itu...hik hik. Barang kali alam bawah sadarku ingin menuntunku melangkah kedepan tanpa melupakan mereka yang selalu menyertaiku selama ini. Buat Emak, Bapak, Solihin, Yuyun, Jiah, Nunu dan Lo Han buta, aku hanya ingin bilang, "Maafkan aku jika ternyata waktu begitu kejam menjajahku dengan ego ke-jurnalis-an-ku"

Comments

Popular Posts