prelude senja Jakarta

kugenggam lembaran lima puluh ribuan itu dengan hati berbunga
sebab malam ini tiga adikku akan makan sampai kenyang
menyantap ayam goreng yang sejak seminggu lalu diminta
meneguk segelas es campur di warung pojok jalan
kugenggam, tak mungkin kan kulepas
apapun yang terjadi

menjelang magrib, persimpangan itu memang agak sepi
"tak boleh...tak boleh lepas"
ucapku keras-keras dalam hati
setengah berlari kuseberangi aspal yang sedikit basah
oleh hujan siang tadi
dapat kubayangkan adikku tersenyum menikmati makan malamnya
dan ribuan terima kasih terlontar dari bibir mereka yang mungil

sampai kureka berapa meter lagi harus kulangkahi
sampai nampak sekilat cahaya memasung mata
sampai kusadar aku tak punya waktu untuk menghindar
dan wajah-wajah adikku berhamburan di lembab senja
terpercik di merah darahku, memekik dalam telingaku

"tak boleh...tak boleh lepas"

adik-adikku
makan apa kalian malam ini?

Comments

Popular Posts