Dari Aline, Mandala, sampai Tuhan
"Kamu apa bintangnya, Sayang?"
"Scorpio"
"Terus, yayang kamu?"
"Aquarius"
"Capek gak ngejalaninnya?"
"Ya, hihihi, gitu deh, Mam"
"Kalo capek, udahan aja...gak usah diterusin"
"Terus, jodoh saya gimana?"
"Sekarang kamu umur 22, kan? Mmmm, tiga tahun lagi deh..."
"Bener nih, Mam?"
Mama Aline [a.k.a Aline Sahertian] cuma senyum-senyum saja tanpa menjawab pertanyaan terakhir Dina, teman kerja saya yang sore itu saya ajak untuk ikut liputan Aline Sahertian di sebuah lounge yang sangat nyaman di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan. Saya sendiri nggak diramal sore itu, karena buat saya, ramalan Bu Heru sudah cukup untuk saya. Nantinya malah saya takut bias kalau saya tanyakan ramalan ke paranormal yang lain.
Sore itu saya kembali menemukan bahwa setiap manusia, dengan 'kelebihan' apapun, pada dasarnya adalah tetap manusia. Bahkan untuk seorang Aline Sahertian pun. Masa-masa penolakan orang lain terhadap keadaan dirinya bahkan pernah membuatnya merasa sangat tertekan. Cibiran dan cap 'aneh' yang selalu mewarnai perjalanan hidupnya membuatnya tumbuh menjadi seorang Aline yang mandiri dan tidak mau tergantung kepada orang lain.
Hmm, gimana ya rasanya jadi seorang yang mempunyai kemampuan untuk melihat masa depan? enak, tidak enak, atau biasa saja? Buat Aline, ia tidak merasa bisa menentukan masa depan seseorang, tetapi ia selalu bilang bahwa setiap manusia punya jalannya masing-masing. Tugas Aline sebagai seorang cenayang adalah menunjukkan kepada kliennya kemudahan atau resiko yang diterima jika mereka memilih jalan tertentu. Dalam hal ini, sixth sense Aline mampu membuat sketsa-sketsa jalan hidup sebagai panduannya memberikan bantuan kepada klien.
Sixth sense? Saya yakin, setiap orang mempunyai indera keenam ini, hanya saja kadar kepekaannya berbeda-beda. Bagi mereka yang sixth sense-nya lebih sensitif, mereka bisa melihat, mendengar dan merasakan apa yang sulit dilihat, didengar dan dirasakan oleh orang kebanyakan. Dalam bentuk sederhana, sixth sense muncul sebagai sebuah firasat. Siapa sih, yang nggak pernah punya firasat? Yah, meski kadang dibilang sebagai takhayul, nonsens atau apalah, firasat menunjukkan bahwa ada dimensi dari manusia yang tidak kasat mata.
Sampai saat ini, paranormal yang 'buka praktek' di Indonesia pada umumnya bisa meramal apa yang akan terjadi saja. Untuk mencegah atau mengubah yang akan terjadi mereka tidak bisa. Kuasa Tuhan tentu lebih besar dari mereka. Sebagai contoh, beberapa waktu sebelum memasuki tahun 2005, seorang paranormal wanita yang juga dipanggil 'Mama' pernah meramalkan akan terjadinya kecelakaan pesawat terbang yang cukup dahsyat. Tapi ia tidak pernah menyebutkan pesawat apa, di mana dan kapan. Dan bukti dari ucapannya itu terjadi kemarin, 5 September 2005 di Medan, Sumatera Utara. Pesawat Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI-091 yang baru lepas landas dari Bandar Udara Polonia jatuh di kawasan padat penduduk di Padang Bulan, Medan. Ratusan jiwa pun melayang seketika...
Andai saja waktu itu sang paranormal menyebutkan nama pesawat naas, serta waktu dan tempat terjadinya kecelakaan itu...
Andai saja semua ramalan buruk yang akan menimpa banyak orang dapat dicegah...
Andai saja saya punya sixth sense yang peka juga hingga dapat meramalkan semua kejadian buruk yang akan terjadi dan dapat mencegahnya...
Ah, bahkan seorang paranormal pun tidak punya wewenang untuk mengubah apa yang telah digariskan oleh Yang Maha Menentukan. Untuk itulah diperlukan doa. Mama Aline pun tetap berdoa meski kadang ia merasa doanya terlalu kecil untuk didengar Tuhan. Tapi, sekecil apapun, doa adalah harapan yang mungkin akan jadi kenyataan. Siapa tahu, walaupun telah diramalkan akan terjadi bencana besar di negeri ini, dengan doa dua ratus jutaan penduduk Indonesia, bencana itu urung diturunkan Tuhan...
Ya, siapa tahu saja...
"Scorpio"
"Terus, yayang kamu?"
"Aquarius"
"Capek gak ngejalaninnya?"
"Ya, hihihi, gitu deh, Mam"
"Kalo capek, udahan aja...gak usah diterusin"
"Terus, jodoh saya gimana?"
"Sekarang kamu umur 22, kan? Mmmm, tiga tahun lagi deh..."
"Bener nih, Mam?"
Mama Aline [a.k.a Aline Sahertian] cuma senyum-senyum saja tanpa menjawab pertanyaan terakhir Dina, teman kerja saya yang sore itu saya ajak untuk ikut liputan Aline Sahertian di sebuah lounge yang sangat nyaman di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan. Saya sendiri nggak diramal sore itu, karena buat saya, ramalan Bu Heru sudah cukup untuk saya. Nantinya malah saya takut bias kalau saya tanyakan ramalan ke paranormal yang lain.
Sore itu saya kembali menemukan bahwa setiap manusia, dengan 'kelebihan' apapun, pada dasarnya adalah tetap manusia. Bahkan untuk seorang Aline Sahertian pun. Masa-masa penolakan orang lain terhadap keadaan dirinya bahkan pernah membuatnya merasa sangat tertekan. Cibiran dan cap 'aneh' yang selalu mewarnai perjalanan hidupnya membuatnya tumbuh menjadi seorang Aline yang mandiri dan tidak mau tergantung kepada orang lain.
Hmm, gimana ya rasanya jadi seorang yang mempunyai kemampuan untuk melihat masa depan? enak, tidak enak, atau biasa saja? Buat Aline, ia tidak merasa bisa menentukan masa depan seseorang, tetapi ia selalu bilang bahwa setiap manusia punya jalannya masing-masing. Tugas Aline sebagai seorang cenayang adalah menunjukkan kepada kliennya kemudahan atau resiko yang diterima jika mereka memilih jalan tertentu. Dalam hal ini, sixth sense Aline mampu membuat sketsa-sketsa jalan hidup sebagai panduannya memberikan bantuan kepada klien.
Sixth sense? Saya yakin, setiap orang mempunyai indera keenam ini, hanya saja kadar kepekaannya berbeda-beda. Bagi mereka yang sixth sense-nya lebih sensitif, mereka bisa melihat, mendengar dan merasakan apa yang sulit dilihat, didengar dan dirasakan oleh orang kebanyakan. Dalam bentuk sederhana, sixth sense muncul sebagai sebuah firasat. Siapa sih, yang nggak pernah punya firasat? Yah, meski kadang dibilang sebagai takhayul, nonsens atau apalah, firasat menunjukkan bahwa ada dimensi dari manusia yang tidak kasat mata.
Sampai saat ini, paranormal yang 'buka praktek' di Indonesia pada umumnya bisa meramal apa yang akan terjadi saja. Untuk mencegah atau mengubah yang akan terjadi mereka tidak bisa. Kuasa Tuhan tentu lebih besar dari mereka. Sebagai contoh, beberapa waktu sebelum memasuki tahun 2005, seorang paranormal wanita yang juga dipanggil 'Mama' pernah meramalkan akan terjadinya kecelakaan pesawat terbang yang cukup dahsyat. Tapi ia tidak pernah menyebutkan pesawat apa, di mana dan kapan. Dan bukti dari ucapannya itu terjadi kemarin, 5 September 2005 di Medan, Sumatera Utara. Pesawat Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI-091 yang baru lepas landas dari Bandar Udara Polonia jatuh di kawasan padat penduduk di Padang Bulan, Medan. Ratusan jiwa pun melayang seketika...
Andai saja waktu itu sang paranormal menyebutkan nama pesawat naas, serta waktu dan tempat terjadinya kecelakaan itu...
Andai saja semua ramalan buruk yang akan menimpa banyak orang dapat dicegah...
Andai saja saya punya sixth sense yang peka juga hingga dapat meramalkan semua kejadian buruk yang akan terjadi dan dapat mencegahnya...
Ah, bahkan seorang paranormal pun tidak punya wewenang untuk mengubah apa yang telah digariskan oleh Yang Maha Menentukan. Untuk itulah diperlukan doa. Mama Aline pun tetap berdoa meski kadang ia merasa doanya terlalu kecil untuk didengar Tuhan. Tapi, sekecil apapun, doa adalah harapan yang mungkin akan jadi kenyataan. Siapa tahu, walaupun telah diramalkan akan terjadi bencana besar di negeri ini, dengan doa dua ratus jutaan penduduk Indonesia, bencana itu urung diturunkan Tuhan...
Ya, siapa tahu saja...
Comments
sedih ya , soal tragedi pesawat ini.. apalagi ya.. :(
jadi, intinya gossip juga ya.... hehehehe..... :)
Way
klo menurut gw, ramalan itu cuma dugaan ajah, cos yg pastinya itu dah ditetapin ama yg diatas.