Dan Rekomposisi Itu...

Deretan kertas putih berisi komposisi kru itu telah terpajang dengan rapi di beberapa bagian dinding lantai tiga gedung tempat kerjaku. Ya, rekomposisi kru merupakan hal yang lumrah terjadi di Newsroom Trans TV, dan biasanya dilaksanakan setiap enam bulan sekali. Namun, rekomposisi yang kami sebut dengan istilah "rollingan" kali ini, terjadi lebih cepat dari biasanya. Baru menginjak empat bulan semenjak rollingan terakhir, dan kini sudah terpampang rekomposisi kru yang baru lagi. Mungkin, salah satu penyebabnya adalah telah bergabungnya 'adik baru' Trans TV yaitu TV7 ke group perusahaan kami. Semenjak kehebohan bergabungnya dua televisi swasta nasional ini, beberapa kru di'hijrah'kan dari Trans TV ke TV7, termasuk dari Newsroom ini. Mau tak mau, perpindahan kru itu mempengaruhi kinerja program yang ditinggalkannya. Singkat kata, cara terbaik untuk mencoba menstabilkan kembali kinerja program adalah dengan mengubah susunan kru, termasuk di dalamnya promosi beberapa orang yang tadinya kru biasa menjadi asisten produser dan dari asisten produser menjadi produser.

Semenjak saya menginjakkan kaki di sini hingga saat ini, rollingan menjadi fenomena tersendiri untuk saya. Puluhan orang berkerumun memenuhi dinding yang baru saja ditempeli kertas pengumuman itu. Tidak peduli kertas itu ditempel jam dua belas malam sekalipun, ada saja orang-orang yang rela menunggunya sambil berharap-harap cemas. Ya, harap-harap cemas akan keberadaan mereka di program berikutnya. Beberapa ingin tetap berada di program yang sama; Beberapa berharap dipindahkan ke program lain. Beberapa sangat berambisi untuk dipindah ke program tertentu; beberapa pasrah saja ditempatkan di program baru. Biasanya siih, yang punya ambisi itu yang siap memicingkan mata sampai tengah malam saat ditempelkannya kertas rekomposisi itu.

Dan saya? ah, saya termasuk orang yang tidak terlalu memusingkan kemana saya akan ditempatkan. Nggak munafik sih, saya juga ingin tahu kemana saya ditempatkan. Bahkan saya juga berharap untuk ditempatkan di program yang 'enak'. Maksudnya enak di sini adalah, program yang sering mengadakan liputan keluar kota, soalnya ada uang saku tambahan siih, hehehe. Biasanya, program yang cukup sering mengadakan liputan keluar kota itu adalah program-program bergenre Magazine and Documentary. Kalau News di Trans TV, contohnya Sisi Lain, Jelang Siang, Surat Sahabat, Main Yuk!, dan program yang saya tempati selama satu setengah tahun lebih, Kejamnya Dunia. Nah, selain program Magazine and Documentary, dikenal juga program bergenre spot atau umumnya dikenal dengan nama bulletin, contohnya: Reportase Pagi- Sore-Malam, Cerita Pagi dan Good News.

Kembali ke soal rollingan. Beberapa waktu sebelum diresmikannya rekomposisi kru ini saya sempat mendengar beberapa selentingan mengenai kemungkinan pergeseran saya ke program lain. Ada yang pernah bilang bahwa saya akan dipindahkan ke program Reportase, namun ada juga informasi yang mengatakan bahwa saya akan masuk Lacak! Saya hanya bisa berharap-harap tapi nggak cemas, karena sebelum kertas rollingan itu tertempel di dinding sana, masih ada kemungkinan terjadinya perubahan. Kabar terakhir sih bilang kemungkinan besar saya akan ke Reportase. Saya mah pasrah-pasrah aja. Setelah satu setengah tahun mendulang air mata dan penderitaan di Kejamnnya Dunia, saya rasa saya memang butuh penyegaran di program yang baru. Apalagi, nggak bagus juga terlalu lama berada di suatu program. Dikhawatirkan akan menumpulkan kreativitas. Benar juga sih. Saat ini saja, yang terlintas di benak saya ketika saya melihat orang yang menderita, saya langsung berpikir "Lucu juga nih buat diliput Kejamnya Dunia", hehehe. Makanya, saya butuh sesuatu yang baru, dan berbeda dari apa yang saya lakukan selama satu setengah tahun ini.

Dan jawabannya datang malam itu. Saya yang tengah menelepon teman kerja saya dapat informasi perpindahan saya secara tak sengaja.
"Selamat ya Mas Yunus, sekarang masuk di Lacak!"
"Oh, ya?"
"Ya. Wah. Jadi tambah sangar aja nih nantinya"
"Hehehe" saya cuma tersenyum kecil.
Ya. Lacak. Sebuah program yang berat, memang. Dari semua program yang highlight-nya kriminalitas, menurut saya Lacak punya greget tersendiri. Dengan Tagline "Menelusuri Jejak Tak Terungkap", Lacak menyajikan sebuah kasus kriminal dengan cara yang unik, dan reka ulang dengan tingkat sinematografi yang apik. Dan boleh dibilang, Lacak adalah salah satu program idealis yang pernah dimiliki oleh Trans TV. Kini saya bergabung dengan tim handal Lacak. Mencoba untuk menggali seluruh kemampuan saya. Memang, selalu ada tantangan. Di program ini saya harus sering-sering berurusan dengan pihak kepolisian. Dan itu bukanlah hal yang mudah. Di Kejamnya Dunia saya pernah beberapa kali mengadakan liputan ke kantor kepolsian, dan birokrasi yang harus saya hadapi di sana bukanlah hal yang menyenangkan untuk dijalani. Dipingpong kesana kemari, dicuekin Kapolsek, nggak diberi izin liputan. Cape deeeh. Dan semuanya harus saya alami lagi di Lacak. Tapi, di situlah letak tantangannya. Ya, selain itu, adrenalin saya dipacu lebih cepat di program ini. Kasus pertama yang harus saya tangani saja bikin jantung deg-degan, soalnya saya harus ke Poso untuk mengcover tentang konflik Poso yang tak kunjung berakhir. Sebuah liputan yang menantang...dan saya yakin saya bisa melakukannya. Wish me luck ya...

O,ya. Meskipun Lacak dikerjakan oleh tim dari Trans TV, tapi program ini akan ditayangkan di TV7 lho. Tonton saja tiap hari Jumat pukul sebelas malam WIB.

Comments

Yati said…
kena roling toh?
slamat bekerja dalam semangat baru.... :)

Popular Posts